Tim Diwa Foundation Terkesima Melihat dari Dekat Festival Pasola di Kodi Bangedo

0
40


KODI BANGEDO,newsreal.id Festival Pasola merupakan salah satu festival yang populer di kabupaten Sumba Barat. Umumnya, pasola terdiri dari kata “sola” dan “hola”. Di Kabupaten Sumba Barat Daya, Festival Pasola dilaksanakan pada bulan Februari dan Maret. Khusus tahun 2022, Festival Pasola dilaksanakan di enam lokasi.

Salah satu lokasi yang menggelar Festival Pasola yakni di Desa Maliti Bondo Ate, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur. Festival Pasola di Desa Maliti Bondo Ate, Kecamatan Kodi Bangedo tersebut dilaksanakan pada Kamis 23 Maret 2022 yang disaksikan ribuan orang dari berbagai desa.

Tim Diwa Foundation (Di-Fo) dari Kota Solo, Jawa Tengah, berkesempatan melihat secara langsung dari dekat acara tradisi Festival Pasola di Sumba Barat Daya.

Baca : DATA Kabupaten Sumba Barat Daya : Jumlah Penduduk, Wilayah, dan Potensi Alam nan Eksotis

Tidak hanya dibanjiri warga sekitar, Festival Pasola juga menarik minat turis mancanegara yang mengabadikan momen adu skil para ksatria lokal atau bisa disebut Gladiator Lokal di arena pertarungan dengan menunggang kuda.

Tim Di-Fo turut hadir yakni Harry Budi Martono (ketua Yayasan Di-Fo), Guntur Wahyu Nugroho (sekretaris), Fajar Imam Santoso (Humas), dan Didik Purnomo (Humas), terkesima dengan keberanian para ksatria adu jitu membidik lawan-lawannya di atas kuda.
Ketua Yayasan Di-Fo, Harry Budi Martono menjelaskan, Pasola adalah tradisi lokal masyarakat Sumba yang harus tetap dijaga dan dilestarikan sampai kapan pun.

“Harus tetap abadi dan dijaga sampai turun temurun. Terutama nilai-nilai luhur yang dianut para ksatria di medan Pasola. Di mana aturan adat lisan yang telah disepakati tetap terjaga dan dilaksanakan,” ungkap Harry di sela-sela menyaksikan Festival Pasola.
Festival Pasola kembali digelar pada tahun 2022 setelah dua tahun berturut-turut terhenti karena pandemi Covid-19.

Baca : Potensi Menggiurkan Sumba Barat Daya, DiFo Ajak Pemkab Setempat Berkolaborasi

Uniknya, warga yang datang ke lokasi akan dicek kelengkapan surat vaksin oleh petugas kepolisian. Jika belum divaksin, warga diminta untuk tidak masuk ke lokasi Festival Pasola dan diminta vaksin Covid-19 di tempat.


Yayasan Di-Fo berharap, Festival Pasola bisa menjadi kekuatan di sektor pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya untuk menarik turis domestik maupun mancanegara.

“Ke depan, Pasola harus menjadi magnet pariwisata di Pulau Sumba, khususnya di Sumba Barat Daya pascaCovid-19. Di Pasola, wisatawan bisa diperkenalkan dengan budaya leluhur tanah Sumba,” tambah Harry.

Jika dikemas secara menarik dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya, Festival Pasola memiliki daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

“Tinggal bagaimana cara mengemasnya dan tetap mempertahankan nilai-nilau luhur adat istiadat dalam penyelenggaraan Pasola,” kata Harry.

Baca : Kerjasama DiFo – PT BCL, Persada Biru Tunjang Program Pengembangan Budidaya Cacing

Potensi wisata Kabupaten Sumba Barat Daya tidak hanya pada kegiatan adat istiadat yang masih dipertahankan hingga saat ini, namun juga potensi alam yang sangat eksotis.

Sumba Barat Daya memiliki Bukit Lendongara atau biasa disebut LDR dan bisa juga disebut Bukit Teletubbies, kemudian Danau Weekuri, Pantai Mananga Aba, Kampung Adat Ratenggaro, dan sejumlah tempat wisata lainnya.(Red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here