Solopos.com, SOLO — Peringatan Hari Sumpah Pemuda setiap 28 Oktober mengingatkan betapa besarnya peran pemuda dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Lewat peristiwa Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928, pemuda membuat gebrakan dengan gagasan bersatu demi bangsa.
Puluhan tahun setelah peristiwa itu, kekuatan pemuda masih terus diperhitungkan. Saat ini pun, pemuda Indonesia yang jumlahnya berkisar 64,92 juta jiwa pada 2021, tetap menjadi andalan Indonesia.
Pengusaha Solo yang juga giat menginisiasi program bagi pemuda, Diah Warih Anjari, percaya di tengah tantangan krisis dan resesi global, pemuda bisa berkontribusi bagi Indonesia. Menurut Diwa, sapaannya, pemuda Indonesia bisa menjadi pemimpin global melalui digitalisasi.
“Pemuda Indonesia sudah ideal menjadi pemimpin global dengan menunjukkan karakter yang kuat berupa persatuan dan kesatuan. Jiwa nasionalisme serta toleransi berbangsa dan bernegara semakin kokoh. Hal itu telah tercermin dengan terpilihanya Indonesia menjadi tuan rumah atau presidensi G20 di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Indonesia bisa menjadi pemimpin bagi negara-negara anggota G20,” kata Diwa, Kamis (27/10/2022).
Munculnya tokoh-tokoh muda dalam event G20 di Indonesia harus diteruskan kepada seluruh generasi muda Indonesia. Pemuda yang telah menjadi pemimpin atau menduduki top level pada perusahaan, daerah, maupun organisasi juga perlu tampil untuk menginspirasi anak muda lainnya.
Butuh Inspirasi
Diah Warih sendiri menyadari anak muda Indonesia membutuhkan sosok atau tokoh inspiratif yang konsisten melakukan berbagai kegiatan positif. Untuk itu lah, Diwa kerap berbagi melalui media sosial dengan akun Instagram @katadiwa dan @diwa_center.
Konten pada kedua akun tersebut membagikan kisah inspirasi anak muda. “Walaupun gerakan ini terbilang kecil, namun jika dilakukan konsisten pasti memberikan dampak luar biasa,” kata Komisaris Utama PT Hike Digital Nusantara tersebut.
Diwa menambahkan media sosial merupakan ruang yang rawan dan rentan bagi para anak muda apabila tidak digunakan untuk hal yang positif. Sebaliknya, media sosial bisa menjadi sumber penghasilan bagi anak muda apabila dikelola dengan baik.
“Pembentukan karakter bangsa sangat dipengaruhi dunia digitalisasinya,” ujar wanita yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Diwa Inno Tech Indonesia itu.
Pemudi asli Solo itu juga telah menginisiasi lahirnya Diwa Foundation. Organisasi ini merekrut para milenial untuk melakukan gerakan yang berdampak bagi bangsa.
“Milenial kami rekrut untuk mendengar, merasakan, dan membangun empati di sekitar. Tujuannya memberikan kontribusi bagi wilayah dan bangsa,” imbuh dia.
Menurut Diwa, pada era sekarang sumpah pemuda harus dimaknai sebagai momentum pengingat dan penyemangat agar para pemuda berperan dalam membangun bangsa. Diwa Foundation pun terus mendukung pemuda Indonesia melalui program-programnya, khususnya saat kondisi terpuruk akibat pendemi Covid-19, sesuai visi misinya memajukan anak bangsa.
“Pada momen sumpah pemuda sekarang ini, kami berharap ada kolaborasi dan kontribusi riil dari pemuda milenial. Karena merekalah garda garda terdepan bangsa, penerus cita-cita pendiri bangsa. Kelak merekalah pemimpin bangsa ini, Bangsa Indonesia yang diperhitungkan dunia.”